Apakah Anda pernah merasa penggunaan buret glassware kurang akurat?
Hampir seluruh Analis melakukan metode analisa Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) dengan menggunakan metode Titrasi. Sesuai dengan SNI 01-2901-2006, hasil analisa angka asam lemak bebas pada minyak mentah (Crude Palm Oil) haruslah kurang dari 0.5 %. Kecilnya angka yang harus didapat tersebut menyebabkan Analis direkomendasikan untuk menggunakan Alat yang dapat memperkecil tingkat kesalahan relatif sehingga analisa lebih akurat.
Asam lemak bebas (Free Fatty Acid) adalah asam lemak yang sudah lepas dari trigliseraldehida yang dikandung pada minyak. Asam lemak bebas ini dianalisa sebagai angka asam dengan menggunakan metode titrasi alkalimetri. Semakin tinggi nilai angka asam maka semakin banyak asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak dan menyebabkan kualitas minyak semakin rendah.
Pada prinsipnya, analisa asam lemak bebas (Free Fatty Acid) dilakukan dengan menitar sampel menggunakan larutan basa yang telah distandarisasi. Larutan basa yang umumnya digunakan adalah Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) atau Kalium Hidroksida (KOH). Volume hasil titrasi akan dimasukkan ke dalam rumus berikut untuk menghitung total asam lemak bebas yang terkandung minyak.
dengan :
V adalah Volume Larutan titar yang digunakan (mL);
N adalah Normalitas larutan titar;
W adalah berat contoh Uji (g);
25,6 adalah konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas sebagai asam palmitat.
Perlakuan Titrasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat Buret glassware atau menggunakan Buret Digital. Namun, masih banyak analis yang masih menggunakan buret glassware dengan skala tertentu untuk analisa titrimetri. Meskipun terdapat buret glassware yang memiliki tingkat akurasi pabrikan hingga 0.1 mL untuk buret 50 mL, alat kaca ini masih memiliki beberapa kekurangan. Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut :
Kesalahan paralaks yang sering terjadi akibat sulitnya melihat miniskus larutan pada skala buret.
Resiko terkontaminasinya larutan yang ada dalam buret karena penutupan ujung buret yang tidak rapat.
Jika menggunakan larutan yang peka terhadap cahaya, maka harus menggunakan buret tipe lainnya yang berwarna gelap.
Proses perangkaian statif, perekatan buret dan penuangan larutan pada buret yang membutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Dapat menyebabkan kecelakaan kerja akibat pecahan kaca.
Dalam setiap pengujian, analis dihimbau untuk meminimalisir kesalahan dari hasil analisis yang dilakukan. Berdasarkan ISO:IEC 17025 Tahun 2017, nilai estimasi ketidakpastian menjadi salah satu syarat yang wajib untuk dilakukan oleh analis laboratorium yang telah terakreditasi maupun yang akan melakukan akreditasi. Nilai kesalahan ini dapat diperoleh dengan menghitung nilai estimasi ketidakpastian atau kesalahan relatif selama proses analisa dengan tujuan untuk menentukan kepastian akurasi suatu hasil pengujian. Nilai ini dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan tulang ikan (fishbone) yang salah satunya terdiri dari ketidakpastian asal buret dengan rumus berikut :
dengan :
u adalah Nilai ketidakpastian;
u kalibrasi adalah tingkat akurasi pabrikan buret;
u efek suhu adalah akurasi nilai suhu yang terukur pada ruangan uji.
Dalam hal ini, buret digital dapat dijadikan sebagai solusi dari masalah diatas karena nilai volume yang muncul pada display berupa angka. Keuntungan lainnya adalah waktu preparasi yang singkat berkisar 5-8 menit, bebas dari kontaminasi karena larutan berada dalam wadah yang tertutup rapat, dan mudah digunakan. Bahkan tingkat ketelitian buret digital mencapai 0.01 mL dengan tingkat penambahan volume (volume increment) sebesar 10 uL sehingga penggunaan buret digital dapat meningkatkan tingkat kepercayaan analisa dengan memperkecil nilai ketidakpastian asal buret.
Referensi :
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia 01-2901:2006 “Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil). Badan Standardisasi Nasional
Labmania Indonesia. 2019. Studi Kasus : Penetapan Estimasi Ketidakpastian Pengujian Kimia. Jakarta : Labmania Indonesia