Semua makhluk membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya, tidak terkecuali dengan hewan. Hewan juga membutuhkan makanan yang sering disebut dengan istilah “pakan”. Kualitas hewan ternak pun dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi sehingga pemilihan bahan dan pengolahannya haruslah diperhatikan dengan benar. Secara umum terdapat 5 jenis bahan pakan ternak yang dapat digunakan seperti pakan kasar, pakan penguat/ konsentrat, mineral, vitamin, dan pakan tambahan.
Kualitas pakan berhubungan langsung dengan nilai kandungan nutrisi essensial dan ketersediaannya untuk dikonsumsi oleh hewan. Pakan hewan yang dihasilkan ini berasal dari tumbuhan yang memiliki dinding sel dengan kandungan beberapa material. Dalam hal ini analisa yang digunakan adalah dengan analisis serat detergen. Prinsip dari analisis serat detergen (detergent Fiber Analysis) adalah pembagian material dinding sel tumbuhan menjadi dinding sel yang mudah dicerna dan sel tumbuhan yang sulit untuk dicerna. Material dinding sel tumbuhan yang sulit dicerna ini seperti Hemiselulosa, selulosa, dan lignin, sedangkan yang mudah dicerna seperti serat (pati) dan gula. Kelompok hemiselulosa, selulosa dan lignin ini tidak dicerna oleh hewan non-ruminansia dan sebagiannya dicerna oleh hewan jenis ruminansia.
Neutral Detergent Fiber analysis atau yang lebih kenal disebut dengan NDF adalah analisa serat dengan menggunakan detergen netral. NDF adalah indikator yang baik untuk mengukur “bulk” fiber (atau gumpalan serat) dan sering digunakan untuk memprediksi asupan pakan yang dikonsumsi, dengan kata lain parameter ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak hewan dapat mengonsumsi pakan sebelum perutnya penuh atau berhenti makan. Metode ini pun telah dikonfirmasi oleh standard Associations of Official Agricultural Chemists (AOAC) dengan nomor metode 2002.04 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3148.2:2009.
Gambar 1. Tahap Analisa Neutral Detergent Fiber (NDF)
Secara garis besar analisa serat dengan metode NDF didasarkan pada metode gravimetri. Dalam tahapnya, analisis NDF ini dibagi menjadi 5 tahap, yang terdiri dari preparasi sampel, pendidihan dan penyaringan, pencucian, pengeringan pengabuan dan penimbangan, dan perhitungan.. Dalam metode ini, sampel pakan dididihkan dalam larutan detergen netral (Neutral Detergent Solution/NDS) dengan menambahkan enzim alfa amilase untuk memisahkan fraksi yang larut dalam detergen netral seperti gula, pati, dan pektin terlarut sebagai hasil filtratnya, sedangkan hasil yang tidak larut akan mengendap sebagai residue. Hasil residue ini terdiri dari hemiselulosa, selulosa dan lignin. Tahap tahap tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tahap Preparasi Sampel
Tahap ini meliputi pengeringan, penggerusan dan penyaringan. Sampel yang digunakan pada analisa ini dikeringkan terlebih dahulu pada oven kemudian ditumbuk atau diblender dengan maksud untuk memperbesar luas permukaan sampel sehingga hemiselulosa, selulosa dan lignin lebih mudah untuk diekstrak. Sampel tersebut kemudian dilanjutkan pada tahap penyaringan, dan jika sampel mengandung lemak maka penghilangan lemak diperlukan dengan menggunakan pelarut aseton atau petroleum eter.
Tahap ekstrasi dengan pelarut
Pada Tahap ini diperlukan alat ekstraktor yang sesuai dan sesuai dengan standard. Dalam tahap ini dilakukan penambahan natrium sulfit atau enzim alfa amilase dan reagen NDF. Reagen NDF yang digunakan tertera pada AOAC 2002.04.
Tahap pencucian
Tahap ini dilakukan dengan menambahkan air panas serta aseton secara berulang agar zat yang telah terekstrak benar-benar telah bebas dari pengotornya.
Tahap Pengeringan, pengabuan dan penimbangan
Pada Tahap ini, sampel hasil ekstraksi dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105 C dan simpan pada deksikator. Kemudian ditimbang hingga stabil dan dilanjutkan pengabuan menggunakan furnace pada suhu tertentu hingga residu telah menjadi abu secara sempurna. Hal ini dimaksudkan agar penimbangan residu stabil, jika masih terdapat karbon maka penimbangan tidak akan stabil karena karbon bersifat menyerap uap air diudara. Selanjutnya penimbangan dilakukan menggunakan neraca analitik.
Perhitungan
Pada tahap ini, dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus :
aNDF % = (Mkering – Mabu – (Bkering – Babu))x 100 / Msampel
Keterangan :
Mkering : Berat sampel setelah pengeringan
Mabu : Berat sampel setelah pengabuan
Msampel : Berat Sampel
Bkering : Berat blanko setelah pengeringan
Babu : Berat blanko setelah pengabuan
Alat yang tepat untuk melakukan analisa ini adalah FIWE. Alat ini dapat didukung dengan alat ekstraksi dingin (cold extractor) COEX untuk menghilangkan lemak ataupun protein yang dapat mengganggu hasil analisa. Kedua alat ini dikeluarkan oleh brand Velp yang berasal dari Italia. Alat ini tidak hanya dapat mengukur kadar aNDF, namun juga dapat digunakan untuk analisa Crude Fiber, Acid Detergen Fiber (ADF), Acid detergent Lignin (ADL), serta Raw fiber. Alat FIWE tersedia dengan 2 model posisi yaitu FIWE 3 dan FIWE 6. Alat ini juga dilengkapi dengan timer otomatis yang dapat digunakan saat Alat dijalankan untuk ekstraksi.
Gambar 2. COld Extractor Unit (COEX Unit)
Gambar 3. Fiber Extractor (A) FIWE 3, (B) FIWE 6
Referensi :
Associations of Official Agricultural Chemists. 2005. Official Method of AOAC. Washington DC : AOAC
ISO 16472 : 2006, Animal Feeding Stuffs
Velp Scientifica. 2018. Application Note : aNDF Determination in Pig Ration. Italy : VELP Scientifica
SNI 3148.2:2009. Pakan Konsentrat - Bagian 2 : Sapi Potong