Sumber Aneka Karya Abadi - Your trusted partner for laboratory instrument

Search
Analisa Serat Kasar Pada Pakan

Analisa Serat Kasar Pada Pakan

Monday, 27 January 2020

Faktor apa yang dapat mempengaruhi kualitas pakan? Beberapa studi sepakat bahwa serat kasar adalah salah satu faktor utamanya. Hal ini karena besarnya kadar serat kasar pada pakan menyebabkan turunnya tingkat kecernaan pakan tersebut sehingga asupan pakan semakin rendah. Berdasarkan Standard Nasional Indonesia (SNI), kadar serat kasar pakan konsentrat sapi berkisar pada 30 – 35 % sedangkan pada pakan ayam berkisar 7 – 8 %. Namun berbedanya tujuan ternak dapat mempengaruhi kebutuhan asupan pakan yang dibutuhkan. Guna mengetahui kualitas dan kuantitas serat kasar, maka perlu dilakukan monitoring terhadapnya.

Serat Kasar (Crude Fiber) adalah komponen serat yang tidak larut dalam larutan asam maupun basa lemah. Kandungan serat kasar meliputi selulosa, hemiselulosa, lignin, kutin dan pentosan – pentosan. Pada hewan ruminansia, serat kasar berperan dalam produksi saliva sebagai penyeimbang (buffer) tingkat keasaman pada rumen. Selain itu, serat kasar akan difermentasikan oleh mikroorganisme dalam sistem pencernaan ruminansia sehingga dihasilkan volatile fatty acids (asam lemak terbang) yang berfungsi sebagai sumber energi bagi ternak ruminansia.

Tidak hanya pada ternak ruminansia, serat kasar juga diperlukan oleh hewan ternak non ruminansia seperti jenis unggas dan babi. Pada jenis hewan ini serat kasar yang dikonsumsi berfungsi sebagai pengisi perut, membantu gerak peristaltik usus, mencegah penggumpalan pakan pada seka, mempercepat laju digesta dan memacu perkembangan organ pencernaan.

Namun serat kasar yang dikonsumsi oleh ternak ruminansia dan non-ruminansia memiliki porsinya masing – masing. Hal ini karena serat kasar tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga memberi dampak negatif. Dampak negatif tingginya serat kasar pada pakan ruminansia dapat menyebabkan tertinggalnya pakan dalam rumen lebih lama dan meninggalkan rasa kenyang pada ternak sehingga asupan pakan menjadi rendah. Sama halnya dengan ruminansia, tingginya serat kasar pada non ruminansia menjadikan laju pencernaan dan penyerapan nutrisi menjadi lambat.

 

Metode Penentuan Serat Kasar

Serat Kasar dapat ditentukan dengan menggunakan metode Van Soest atau Weende. Pada pakan ruminansia, metode penentuan serat kasar dilakukan dengan membagi komponen hijauan berdasarkan kelarutannya dalam larutan detergen. Metode inilah yang membagi serat menjadi dua, yaitu yang larut dalam detergen netral (NDF) dan dalam detergen asam (ADF). Metode NDF (Van Soest) dapat digunakan untuk menentukan total serat kasar pada pakan secara cepat. Sedikit berbeda dari pakan ruminansia, kadar serat kasar pada pakan non- ruminansia dapat langsung ditentukan dengan menggunakan metode Weende.

Pada prinsipnya, metode Van Soest dan metode Weende adalah metode gravimetri. Secara garis besar kedua metode ini terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi preparasi sampel (Sample preparation), pendidihan dan penyaringan (Boiling and Filtering), pencucian sampel (washing), dan pengeringan dan pengabuan serta perhitungan (drying, ashing and calculation).

Dalam preparasi sampel, sampel harus dihaluskan terlebih dahulu untuk memudahkan proses ekstraksi. Menurut AOAC tahun 2005, sampel yang digunakan adalah sampel yang dapat melewati saringan ukuran 1 mm.

 

A. Metode Weende untuk Serat Kasar (Non Ruminansia)

Pada metode Weende untuk serat kasar, pendidihan dan penyaringan dilakukan sebanyak 2 kali namun dengan reagen yang berbeda. Untuk tahapan awal, sampel diekstraksi dalam keadaan asam menggunakan asam sulfat agar pati dan gula terekstrak sempurna. Ekstrasi ini dilakukan selama 30 menit pada titik didih dan hasilnya disaring

Sampel perlu ditambahkan larutan kalium hidroksida untuk menghilangkan protein, dan beberapa hemiselulosa serta lignin. Pencucian dilakukan hingga sampel menjadi netral. Pencucian ini dilakukan dengan menggunakan aseton guna untuk menghilangkan lemak pada sampel. Pada tahap akhir, sampel hasil ekstraksi kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C dan diabukan dalam furnace pada 550°C selama 3 jam dan disimpan pada dessicator. Serat kasar kemudian dihitungan dengan menggunakan rumus berikut :

dengan,

F1 adalah berat setelah proses pengeringan;

F2 adalah berat setelah proses pengabuan;

F0 adalah berat sampel yang digunakan.

 

B. Metode Neutral Detergent Fiber / NDF (Ruminansia)

Sedikit berbeda dengan metode Weende, adapun tahapan pada metode NDF adalah sebagai berikut :

  1. Pendidihan dan Penyaringan (Boiling and filtering)

    Pada tahap ini digunakan reagen Neutral detergent yang dapat dibuat dengan mencampurkan Natrium Borat, EDTA, Natrium Lauril sulfat, 2-ethoxyethanol, Natrium Bifosfat dalam akuades. Reagent NDF tersebut kemudian ditambahkan pada sampel dan didihkan selama 60 menit dengan ditambahkannya natrium sulfit yang berfungsi sebagai katalis. Tentunya selama proses pendidihan Analis haruslah memastikan tidak adanya busa yang muncul, sehingga penambahan n-oktanol atau dekalin direkomendasikan sebagai antifoam agent.

    Penyaringan dilakukan dengan menggunakan pompa vakum sesaat setelah pendidihan telah selesai. Ekstraksi ini dapat dilakukan secara manual atau menggunakan Instrument. Bilamana secara manual, analis membutuhkan berzelius beaker dan alat digesti pada tahap pendidihan dan dilanjutkan dengan pemindahan sampel pada crucible dan alat filter vakum. Namun perlakukan ini memiliki resiko karena larutan yang panas serta kemungkinannya larutan untuk terkontaminasi pada saat pemindahan. Alternatifnya, analis dapat menggunakan Instrument yang sudah dilengkapi dengan digester maupun penyaring sekaligus sehingga kemungkinan kontaminasi maupun kecelakaan kerja dapat diperkecil.

  2. Pencucian Sampel (Washing)

    Metode gravimetri merupakan metode kuantitatif sehingga setelah proses pendidihan dan penyaringan, pencucian perlu dilakukan. Hal ini dikhawatirkan masih adanya residu yang tertinggal pada wadah, dan dapat mempengaruhi berat yang dihasilkan nantinya. Pencucian ini dilakukan dengan akuades. Pencucian ini dibersamai dengan penyaringan sehingga residu yang didapat sudah dalam bentuk padatan.

  3. Pengeringan, Pengabuan dan perhitungan (Drying, ashing and Calculation)

    Setelah proses pencucian dan penyaringan, crucible yang berisi residu perlu dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama semalam dan ditimbang. Proses kemudian dilanjutkan dengan pengabuan sampel pada suhu 550°C dan penimbangan. Nilai Berat yang didapat kemudian dimasukkan pada rumus berikut :

dengan,

% NDF adalah kadar NDF dalam satuan % ;

Mt        adalah Berat sampel dan crusible hasil pengabuan ;

Ma       adalah Berat Crucible ;

Ms       adalah Berat sampel yang digunakan.

 

Analisa serat kasar pada pakan sangatlah penting guna untuk menjaga kualitas pakan sehingga asupan hewan ternak tetap optimal. Standard AOAC telah merekomendasikan ekstraksi menggunakan Instrumen, karena selain mencegah kontaminasi, penggunaan Instrumen juga memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :

  • Dapat mengekstrak lebih dari satu sampel dalam satu waktu.

  • Waktu yang dibutuhkan dalam preparasi lebih cepat.

  • Adanya skala pada alat mempermudah analis saat menambahkan reagen.

  • Lebih praktis untuk digunakan.

 

Referensi :

Velp Scientifica. 2019. Application Note : Crude Fiber Determination In Feed (Weende Method)

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia 3148.1 “Pakan Konsentrat – Bagian 1 : Sapi Perah”

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia 3148.2 “Pakan Konsentrat – Bagian 2 : Sapi Potong”

Badan Standardisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia 3148.5 “Pakan Konsentrat – Bagian 5 : Ayam Ras Pedaging”

Slavin, Joanne L., Paula M. Brauer dan Judith A. Marlett. 2018. Neutral Detergent Fiber, Hemicellulose and Celullose Digestibility In Human Subjects, Department of Nutritional Sciences

 

Previous Article

Pengujian Mikroba pada Dairy Product (Produk Olahan Susu)

Wednesday, 15 January 2020
VIEW DETAILS

Next Article

Monitoring Klorin sebagai Desinfektan Limbah Cair Industri

Tuesday, 28 January 2020
VIEW DETAILS