
Boiler merupakan bagian yang sangat kritis dalam ranah industri karena fungsinya yang sangat primer. Air umpannya memiliki kriteria khusus yang wajib untuk dipenuhi. Jika tidak, akan timbul beberapa masalah yang dapat menjadi sebab dari efek domino pada sistem boiler dan sistem pengolahan air (water treatment plant/WTP). Kriteria air umpan ini tentunya disesuaikan dengan tipe sistem boiler yang dijalankan, yang biasanya dikategorikan berdasarkan tekanan pengoperasiannya. Silika adalah salah satu parameter yang harus dijaga nilainya agar tidak melebihi ambang batas pada air umpan boiler. Air umpan akan menyebabkan carry over pada sistem boiler. Salah satu masalah yang timbul yaitu munculnya kerak pada pipa dan dinding boiler. Lebih lanjut, kerak yang menumpuk ini dapat menyebabkan efek hot-spot, yakni keadaan dimana pemanasan hanya berpusat pada titik - titik tertentu, tentunya hal ini menyebabkan panas pada boiler tidak merata dan menurunkan efisiensi boiler untuk transfer panas. Cara terbaik adalah dengan melakukan uji disertai monitoring terhadap nilai silika air umpan boiler (boiler feedwater).
Boiler adalah ketel uap yang difungsikan sebagai pengubah energi dan transfer panas. Biasanya sistem ini terhubung dengan sistem pengolahan air (water treatment plant/WTP) ataupun sistem pengolahan air limbah (wastewater treatment plant/WWTP). Biasanya, kegunaannya secara spesifik bergantung pada jenis industri yang mengaplikasikannya. Sebagai contoh, dalam industri pertambangan boiler berfungsi sebagai penghasil daya untuk proses tambang keseluruhan. Pada industri tambang, boiler juga berperan penting pada proses pengolahan biji (ore process), dimana uap suhu tinggi dibutuhkan untuk seperti proses leaching, proses smelting, dan proses pemurnian (refining). Bahkan, boiler juga berkontribusi sebagai pemasok panas untuk berbagai fasilitas dalam kondisi cuaca yang lebih dingin, serta memastikan pengoperasian tambang berjalan pada lingkungan yang sesuai dengan standar.
Telah disebutkan bahwa silika termasuk sebagai salah satu parameter wajib ukur pada air umpan boiler untuk mencegah adanya kerusakan alat dan kerugian yang diderita oleh pihak manufaktur. Mari kita bahas lebih rinci. Silika adalah senyawa yang paling banyak ditemukan di air alam yang biasanya berbentuk partikel koloid dan bentuk terlarut yang reaktif. Pada boiler, silika akan langsung berpengaruh pada sistem kerja boiler baik pada bagian turbin maupun pada badan chamber boiler. Silika yang tinggi akan memicu munculnya kerak pada turbin yang akan lebih lanjut berpengaruh pada proses pemutaran turbin. Kerak ini dapat menempel pada bagian turbin, termasuk pada bilah turbin sehingga membuat putaran turbin terhambat/ kasar.

Setiap boiler memiliki kriteria yang sesuai dengan tipe boiler atau tipe pengoperasiannya. Jika berdasarkan konstruksinya, boiler dibagi menjadi 2 tipe, yakni boiler pipa api (boiler fire tube) dan boiler pipa air (boiler water tube). Namun biasanya klasifikasi yang umum digunakan adalah berdasarkan tekanannya, yang secara garis besar juga terbagi atas beberapa kategori. Kategori ini juga menentukan kriteria air umpan yang dibutuhkan untuk sistem boiler tersebut karena semakin tinggi tekanan kerja yang diaplikasikan pada boiler maka suhu boiler akan semakin tinggi. Kriteria air umpan boiler biasanya disesuaikan dengan air boiler agar nantinya steam yang dihasilkan sesuai dengan standar yang berlaku, yakni tidak melebihi 0.02 ppm atau 20 ppb. Tabel 1 menunjukkan kriteria air boiler pada beberapa tipe boiler untuk parameter silika berdasarkan The American Society of Mechanical Engineers (ASME).
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kadar Silika pada Air Boiler

Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai ambang batas silika bergantung pada tekanan kerja yang diaplikasikan pada boiler. Tentunya nilai ini tetap bergantung pada regulasi yang berlaku pada setiap manufaktur yang menjalankan. Untuk mengetahui nilai silika yang terkandung pada air umpan boiler, perlu dilakukan pengambilan sampel (sampling) dan uji silika. Mengapa? Kadar silika yang terkandung pada air umpan boiler akan berpengaruh pada performa boiler dan operator perlu mencegah terjadinya ‘carryover,’ yakni ketika nilai silika pada steam melebihi ambang batas. Tercantum juga pada American Society of Mechanical Engineers (ASME) bahwa keberterimaan nilai silika pada steam tidak boleh melebihi 0.02 ppm atau 20 ppb.
Sampel silika yang telah dikumpulkan dapat diuji baik secara tidak langsung maupun secara langsung. Cara tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan sampel terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan penentuan kadar silika dengan suatu instrumen. Biasanya, metode yang diaplikasikan adalah metode spektrofotometri dengan menggunakan Alat Spektrofotometer atau Kolorimeter. Dipilihnya kedua instrumen ini karena beberapa keuntungannya, antara lain :
Nilai muncul dalam bentuk angka digital, bahkan Alat Spektrofotometer dan Kolorimeter saat ini sudah dapat memunculkan nilai konsentrasi secara langsung pada display Alat sehingga user tidak perlu melakukan perhitungan secara manual.
Respon Alat tergolong cepat, yakni 3 - 5 detik.
Cara preparasi sampel yang sederhana dan mudah.
Alat Spektrofotometer memiliki akurasi dan presisi yang tinggi.
Range panjang gelombang luas sehingga dapat mengukur banyak parameter hanya dengan 1 Alat. Pada kasus boiler, Alat Spektrofotometer dan Kolorimeter juga dapat digunakan untuk mengukur parameter lain seperti kalsium dan magnesium (kesadahan/ hardness), besi (Fe), alkalinitas (Alkalinity), fosfat (PO43-), dan sulfit (SO32-).
Dewasa ini juga sudah tersedia Alat Spektrofotometer Portable yang lebih praktis untuk dibawa ke lapangan sehingga efektif untuk monitoring di lapangan secara langsung.
Langkah strategis lainnya adalah dengan menggunakan alat online yang akrab disebut sebagai Online Silica Analyzer. Alat ini dapat melakukan uji dan monitoring secara otomatis dalam 24/7 dengan kurun waktu yang lama. Operator pun dapat mengatur batas limit atas dan limit bawah pada instrumen dan menghubungkannya pada sistem relay untuk mengirimkan sinyal jika terdapat anomali selama monitoring berlangsung. Tidak hanya itu, Alat Online Silica Analyzer juga dapat menampilkan angka digital serta penyimpanan data sehingga memudahkan operator untuk memantau nilai silika selama proses.

Gambar 2. Tampilan Alat Online Silica Analyzer
Prinsip Kerja Alat Online Silica Analyzer didasarkan pada prinsip fotometri. Pada awal kerjanya, Alat Online Silica Analyzer akan mendeteksi tekanan pada sistem reagen dan keran selenoid untuk memasukan sampel, reagen dan larutan kalibrasi pada bagian kolorimeter. Untuk memulai siklus analisis, sampel yang telah melewati Y-strainer akan masuk ke dalam alat kolorimeter hingga penuh, dan sistem akan melepaskan reagan ke dalamnya. Magnetic stirrer pada sistem pun bekerja untuk menghomogenitaskan reagen dengan sampel. Pengadukan kemudian berhenti ketika campuran telah stabil dan tidak terdapat gelembung. Warna yang dihasilkan dari hasil reaksi kemudian dibaca oleh alat kolorimeter sehingga hasil pengukuran akan tampil pada display Alat dan sistem akan mengulang siklus ini kembali.
Dari proses masuk sampel, penambahan reagen dan kalibrasi, semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem. Berbeda dari sistem fotometri lainnya, Alat Online Silica Analyzer tidak membutuhkan air deionisasi sebagai blankonya. Alat ini justru menggunakan sampel sebagai pembanding untuk mengoreksi nilai turbiditas (turbidity) dan warna (color) pada sampel yang berpotensi mengganggu proses pembacaan. Dengan menggunakan Alat Online Analyzer, akan memberikan banyak keuntungan diantaranya :
Uji lebih presisi dan bebas kontaminasi
Monitoring dan cara pengendalian dengan cepat karena sistem dapat terkoneksi dengan alarm relay maupun 4 - 20 mA.
Langsung merepresentasikan hasil pengukuran sampel
Taraf uji dan pengendalian yang lebih efektif dan efisien
Memudahkan dalam dokumentasi data karena adanya sistem data log dan log history pada Alat Online Silica Analyzer
Adanya label pada selang dan reagen memudahkan operator untuk melakukan maintenance Alat
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa pemantauan nilai silika pada air umpan boiler maupun air boiler sangat esensial. salah satu alternatif yang disarankan adalah melalui metode fotometri, yakni dengan menggunakan Alat Spektrofotometer, Kolorimeter dan Alat Online Silica Analyzer. Pemantauan nilai silika dapat dilakukan dengan 2 arah, yakni pengukuran secara berkala melalui sampling pada interval waktu tertentu dan dengan pengukuran yang otomatis secara kontinu. Kedua sistem ini saling melengkapi satu sama lain agar air umpan boiler dan air boiler tetap terjaga kualitasnya sesuai dengan kriteria yang ditargetkan.
Referensi :
Badahori, Alizera dan Hari B. Vuthaluru. 2010. Prediction of silica carry-over and solubility in steam of boilers using simple correlation, Applied Thermal Engineering, Vol 30 (Issue 2-3), hal. 250 - 253
Clark, Kevin. 2014. Four Boiler Contaminants that Jeopardize Power Plant Operation and Maintenance, https://www.power-eng.com/coal/four-boiler-contaminants-that-jeopardize-power-plant-operation-and-maintenance/#:~:text=Silica%20is%20a%20major%20culprit,It%20requires%20a%20dedicated%20monitor diakses pada Tanggal 2 Desember 2024 Pukul 14.00 WIB
Hach Company. 2019. Silica Analyzer Installation Manual. USA : Hach Company
The American Society of Mechanical Engineers. (ASME). 2024. Comprehensive Guide to Different Boiler Types & Application, https://www.petrosync.com/blog/boiler-types-and-application/#:~:text=In%20mining%20operations%2C%20boilers%20are,leaching%2C%20smelting%2C%20and%20refining diakses pada Tanggal 2 Desember 2024 Pukul 11.32 WIB
Sumber Gambar :
Siraj, Md. Tanvir, dkk. 2023. Steam Boilers In Ready-Made Garments Industry In Bangladesh: Existing Scenario And Scope For Development, Journal of Engineering Science, Vol 14(2), hal. 89-105