Tahukah Anda bahwa pentingnya memilih Cooled incubator (inkubator berpendingin) yang tepat untuk digunakan di laboratorium? Cooled incubator merupakan salah satu alat yang umumnya ada, dan dibutuhkan di laboratorium. Selain untuk inkubasi dan penyimpanan suatu produk uji, cooled incubator juga dapat digunakan untuk berbagai aplikasi yang membutuhkan pengaturan suhu di bawah atau di atas suhu ruang dan umumnya digunakan untuk menginkubasi sampel uji atau produk uji stabilitas yang membutuhkan suhu rendah bahkan mencapai suhu minus derajat celcius. Teknologi cooled incubator juga tersedia dalam dua teknologi yaitu teknologi compressor dan teknologi peltier. Cooled incubator dengan teknologi compressor dapat digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan suhu dibawah 0°C. Sedangkan Cooled incubator dengan teknologi peltier dapat digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan suhu diatas 0°C.
Fungsi Cooled Incubator
Fungsi Cooled incubator yang dapat diaplikasikan di laboratorium adalah:
Teknologi Cooled Incubator
Cooled incubator tersedia dalam dua teknologi yaitu teknologi compressor dan teknologi peltier. Untuk memilih teknologi Cooled incubator yang tepat untuk digunakan sebaiknya dilihat dari aplikasi yang akan menggunakannya. Kedua teknologi memiliki keunggulannya masing-masing bagi user. Perangkat teknologi peltier dibuat lebih ringkas karena tidak diperlukan ruang instalasi tambahan untuk mesin pendingin. Karena jumlah komponen mekanis yang sedikit, seperti pompa, filter, dan pemipaan sehingga perawatan yang dibutuhkan lebih mudah. Perangkat teknologi peltier dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Sedangkan untuk pemeliharaan dibandingkan dengan teknologi peltier, untuk teknologi compressor mesin pendinginnya hanya boleh dilakukan oleh spesialis dengan sertifikasi khusus.
Gambar 1. Perangkat teknologi peltier pada Cooled incubator
Selain itu, perangkat teknologi peltier beroperasi tanpa getaran dan tanpa suara karena pengoperasian kipas yang dapat dikontrol kecepatannya. Teknologi peltier juga tidak menggunakan zat pendingin dan ramah terhadap lingkungan. Elemen peltier juga digunakan untuk pemanasan, sehingga tidak dibutuhkan sumber panas terpisah dari kabinet elemen pendingin. Selanjutnya, siklus suhu dapat dijalankan dengan unit pemanas-pendingin yang sama.
Sedangkan teknologi compressor dapat menghasilkan getaran dan suara dan perangkat mesinnya diletakkan pada ruang/bagian terpisah dari chamber Cooled incubator berpendingin sehingga ukuran Cooled incubator dengan teknologi compressor umumnya berukuran lebih besar dibandingkan dengan Cooled incubator dengan teknologi peltier. Untuk range suhu yang dapat diatur, teknologi compressor dapat menjangkau atau mengatur suhu di bawah dan di atas 0°C, namun teknologi compressor mengonsumsi energi yang cukup besar dibandingkan dengan teknologi peltier. Sedangkan teknologi peltier, konsumsi energi yang terpakai sangat rendah dan ramah lingkungan karena tidak menimbulkan getaran dan suara, namun hanya dapat digunakan untuk mengatur suhu diatas 0°C dan tidak mencapai suhu 70°C. Berbeda dengan teknologi compressor suhu nya dapat diatur dari suhu -12°C sampai +70°C. Perbandingan konsumsi teknologi compressor dan teknologi peltier dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Perbandingan konsumsi energi teknologi compressor dan teknologi peltier
Cara Pemilihan Cooled Incubator yang Tepat
Fungsi cooled incubator sangat penting untuk aplikasi di laboratorium ini harus ditunjang dengan kualitas Cooled incubator yang digunakan. Oleh karena itu, pentingnya cooled incubator yang tepat agar dapat mengoptimalkan penggunaan cooled incubator terhadap aplikasi.
Cara pemilihan Cooled incubator yang tepat adalah:
Contoh Cooled incubator dengan teknologi compressor dan teknologi peltier ditampilkan pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Contoh cooled incubator dengan teknologi compressor dan teknologi peltier
Referensi:
Memmert. 2021. Temperature control units with Peltier or Compressor technology. Memmert GmbH + Co. KG.
Memmert. 2021. Incubators. Memmert GmbH + Co. KG