Pentingnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sehingga pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tentang pengelolaan baku mutu air limbah, tidak terkecuali untuk limbah industri cat. Oleh karena itu, guna menjamin tidak terlampauinya daya dukung dan daya tampung air limbah, pemerintah menetapkan baku mutu air limbah untuk industri cat yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2014. Ada tiga metode yang dapat digunakan dalam monitoring baku mutu air limbah industri cat, yaitu metode gravimetri; metode elektrokimia dengan menggunakan elektroda dan meter; dan metode kolorimetri dan/atau spektrofotometri UV-Visible dengan menggunakan kolorimeter dan/atau spektrofotometer UV-Visible.
Baku mutu air limbah yang dianjurkan khususnya untuk industri cat dapat di lihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Industri Cat
Adapun monitoring baku mutu air limbah industri cat untuk parameter-parameter tersebut dapat dilakukan dengan dengan beberapa metode yang akan diulas dalam artikel ini.
Metode Monitoring Baku Mutu Air Limbah Industri Cat
Monitoring air limbah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan dapat dilakukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 6989. ada tiga metode yang dapat digunakan dalam monitoring baku mutu air limbah industri cat yaitu metode gravimetri; metode elektrokimia; dan metode kolorimetri dan/atau spektrofotometri UV-Visible.
1. Metode Gravimetri
Gravimetri merupakan analisis kuantitatif berdasarkan pada pengukuran bobot suatu unsur atau senyawa tertentu yang biasanya digunakan untuk menentukan total mineral (sebagai abu) pada bahan. Kelebihan gravimetri antara lain adalah tidak membutuhkan zat pembanding dan alat yang terkalibrasi hanya neraca analitik. Monitoring air limbah industri cat dengan metode gravimetri dapat digunakan untuk parameter Total Suspended Solid (TSS) dan parameter minyak dan lemak.
Prinsip pengukuran TSS dilakukan dengan cara sampel uji yang telah dihomogenkan disaring dengan media penyaring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada media penyaring dikeringkan pada kisaran suhu 103oC sampei dengan 105oC hingga mencapai berat tetap dan kenaikan berat saringan mewakili total padatan tersuspensi (TSS).
Sedangkan prinsip pengujian minyak dan lemak yaitu dengan cara sampel uji air limbah diekstraksi dengan pelarut organic dalam corong pisah dan untuk menghilangkan air yang masih tersisa digunakan Na2SO4 anhidrat. Ekstrak minyak dan lemak dipisahkan dari pelarut organic secara destilasi. Residu yang tertinggal pada labu destilasi ditimbang sebagi minyak dan lemak.
2. Metode Elektrokimia
Metode elektrokimia diharapkan memudahkan para pelaku industri, khususnya pelaku industri cat dalam baku mutu air limbah. Penggunaan metode elektrokimia merupakan salah satu solusi yang tepat untuk digunakan para pelaku industri dalam memudahkan pengontrolan atau monitoring baku mutu air limbah. Metode elektrokimia diterapkan dengan menggunakan multimeter elektrokimia dan elektroda khusus yang disesuaikan dengan parameter yang diuji. Adapun contoh multimeter elektrokimia yang dapat dilakukan dapat digunakan dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Multimeter
Multimeter elektrokimia juga dapat digunakan untuk pengukuran beberapa parameter secara bersamaan. Contoh display dan koneksi probe multimeter elektrokimia dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Display dan koneksi probe multimeter
Pengukuran dengan multimeter misalnya dilakukan hanya untuk satu parameter yaitu pH, ini bisa dilakukan dengan penggunaan multimeter yang hanya tersedia satu koneksi probe, atau untuk dua parameter yaitu pH dan Biochemical Oxygen Demand (BOD), ini bisa dilakukan dengan penggunaan multimeter yang tersedia dengan dua koneksi probe, dan/atau tiga parameter dengan penggunaan multimeter yang tersedia dengan tiga koneksi probe. Sehingga penggunaan multimeter elektrokimia dapat mempermudah pelaku industri dalam memonitoring baku mutu air limbah secara bersamaan untuk beberapa parameter.
Selain meter, pemilihan probe yang sesuai dengan parameter dan cara pengukuran apakah secar langsung di saluran akhir pembuangan air limbah atau sampel diambil dan diukur di laboratorium. adapun probe untuk setiap parameter berbeda, contoh probe dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Jenis-jenis probe uji kualitas air
Banyaknya jenis probe sehingga analis harus memastikan apakah probe yang digunakan sesuai dengan parameter yang akan diukur dan juga memastikan probe yang digunakan apakah untuk penggunaan langsung di saluran pembuangan atau pengukuran sampel dilakukan di laboratorium.
Parameter baku mutu air limbah industry cat yang dapat diuji dengan menggunakan metode elektrokimia adalah Biochemical Oxygen Demand hari ke-5 (BOD5) dan pH. Adapun prinsip pengujian BOD5 adalah sampel uji ditambahkan ke dalam larutan pengencer jenuh oksigen yang telah ditambah larutan utrisi dan bibit mikroba, kemudian diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 20C +/- 1C selama 5 hari. Nilai BOD dihitung berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut 0 (nol) hari dan 5 (lima) hari. Bahan kontrol standar dalam uji BOD ini, digunakan larutan glukosa-asam glutamat. Sedangkan untuk prinsip pengukuran nilai pH air limbah adalah berdasarkan pengukuran aktifitas ion hydrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.
3. Metode Kolorimetri dan/atau Spektrofotometri
Metode kolorimetri dan/atau spektrofotometri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna. Kedua metode ini mengukur warna suatu senyawa sebagai perbandingan. Dimana warna suatu zat ditentukan pada Panjang gelombang tertentu untuk menentukan konsentrasi senyawa kimia dalam suatu sampel uji. Pengujian yang dilakukan dengan metode kolorimetri adalah metode yang menggunakan alat kolorimeter sedangkan metode spetktrofotometri adalah pengujian yang dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan spektrofotometer.
Parameter-parameter baku mutu air limbah industri cat yang dapat dianalisis dengan menggunakan kolorimeter dan/atau spektrofotometri dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Panjang Gelombang Analisis Parameter Air Limbah Industri Cat
Parameter | Wavelenght (panjang gelombang) |
Merkuri (Hg) | 412 nm |
Seng (Zn) |
610 nm (Kolorimeter) 620 nm (Spektrofotometer UV-Visible) |
Timbal (Pb) | 515 nm |
Tembaga (Cu) |
420 nm (Kolorimeter) 425 nm (Spektrofotometer UV-Visible) |
Krom Heksavalen (Cr+6) | 543 nm |
Kadmium (Cd) | 515 nm |
Fenol | 460 nm |
Contoh alat kolorimeter dan spektrofotometer UV-Visible dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 4. Kolorimeter dan Spektrofotometer
Monitoring baku mutu air limbah sangat penting untuk dilakukan pelaku industry khususnya guna memastikan bahwa air limbah yang dibuang ke lingkungan tidak akan mencemari lingkungan sehingga akan berdampak buruk bagi ekosistem. Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa tiga metode analisis yang sangat direkomendasikan dalam monitoring baku mutu air limbah yaitu metode gravimetri, metode elektrometri dan metode kolorimetri atau spektrofotometri.
Referensi:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
SNI 6989.3-2019 Air dan air limbah -Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (total suspended solid
SNI 6989.72-2009 Air dan air limbah – Bagian 72: Cara uji Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD)
SNI 6989.71-2009 Air dan air limbah – Bagian 71: Cara uji krom hexavalent (Cr-VI) dalam contoh uji secara spektrofotometri
SNI 06-6989.10-2004 Air dan air limbah – Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri
SNI 06-6989.11-2004 Air dan air limbah – Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter