Sumber Aneka Karya Abadi - Your trusted partner for laboratory instrument

Search
Uji Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil

Uji Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil

Saturday, 26 June 2021

Limbah cair industri merupakan masalah yang menjadi pusat perhatian sejak beberapa tahun terakhir, terutama untuk limbah cair industri tekstil. Dalam upaya penanggulangannya, pemerintah mengatur baku mutu air limbah yang tercantum dalam Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. Adapun parameter baku mutu limbah cair tekstil meliputi Biochemical Oxygen Demand (BOD5), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), total fenol, total krom (Cr), total ammonia (NH3-N), sulfida, minyak dan lemak, pH, dan batas maksimum debit air limbah. Oleh karena itu, pemantauan terhadap parameter parameter tersebut penting untuk dilakukan sehingga treatment yang tepat dapat diberikan pada limbah sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

Limbah Cair Tekstil

Limbah tekstil (garmen) merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan. Adapun polutan yang dihasilkan dari setiap proses dalam industri tekstil dirangkum dalam Tabel 1 sebagi berikut.

Tabel 1. Polutan yang dihasilkan dari setiap proses dalam industri tekstil

No.

Proses

Polutan yang dihasilkan

1.

Desizing/ pelepasan kanji

CMC, PVA,fats, wax, starch (pati)

2.

Scouring/ pencelupan

NaOH, wax, Na2CO3, grease

3.

Bleaching

NaOH, Cl2, H2O2, Na(Ocl)

4.

Mercerization

NaOH

5.

Dying/ pewarnaan

Larutan asam, Garam, Pewarna (Krom), Detergen, Zat pewarna buatan

6.

Finishing

Lemak, pati

Sebagian besar bahan yang terdapat dalam limbah tekstil adalah zat warna, terutama zat warna sintetik. Pada proses pewarnaan, zat warna yang biasa digunakan pada umumnya tidak akan masuk seluruhnya kedalam bahan tekstil, sehingga efluen yang dihasilkan masih mengandung residu zat warna. Hal inilah yang menyebabkan efluen tekstil menjadi berwarna-warni dan mudah dikenali pencemarannya apabila dibuang langsung ke badan perairan umum. Masalah lingkungan yang utama dalam industri tekstil adalah limbah dari proses pencelupan. Zat warna, logam berat dan konsentrasi garam yang tinggi merupakan polutan air.

Air limbah pencelupan zat warna reaktif umumnya mempunyai pH tinggi (>9), berwarna tua dan COD (Chemical Oxygen Demand) nya cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena proses pencelupan tersebut digunakan alkali untuk proses fiksasi zat warna, sehingga pH larutan menjadi tinggi. Warna air limbah yang masih pekat disebabkan karena tidak semua zat yang digunakan dapat berdiksasi dengan serat, sedangkan COD yang cukup tinggi disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang terkandung dalam limbah tersebut, seperti sisa zat warna, zat pembasah, dan pembantu yang digunakan.

Cara Uji Baku Mutu Limbah Cair Tekstil

Ambang batas baku mutu limbah cair industri tekstil yang ditetapkan oleh pemerintah dan tertuang dalam Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil

No.

Parameter

Batas Maksimum (mg/L)

1.

BOD5

60

2.

COD

150

3.

TSS

50

4.

Total fenol

0,5

5.

Total krom (Cr)

1,0

6.

Total ammonia (NH3-N)

8,0

7.

Sulfida (S)

0,3

8.

Minyak dan lemak

3,0

9.

pH

6,0-9,0

10.

Debit limbah paling tinggi

100 m3/ton produk tekstil

Untuk memastikan bahwa limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan tidak melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah seperti yang telah dirincikan dalam Tabel 2, maka perlu dilakukan uji baku mutu limbah cair industri tekstil.

1. Uji BOD5

Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD5) adalah pengujian yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air pada hari yang ke-5. Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan BOD track yang akan mengukur nilai BOD pada hari ke-5 secara mudah dan akurat.


2. Uji COD, TSS, Total Fenol, Total Krom (Cr), Total Amonia, dan Sulfida

COD merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.

Total Suspended Solid (TSS) merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam airlimbah setelah mengalamipenyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.

Uji fenol penting untuk dilakukan pada limbah cair industri tekstil karena fenol mudah masuk lewat kulit.Keracunan kronis menimbulkan gejala gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati, serta dapat menimbulkan kematian), sehingga sebelum limbah cair di buang kelingkungan, perlu dipastikan bahwa kadar total fenol dalam limbah cair industry tekstil adalah di bawah ambang batas yang ditetapkan.

Krom merupakan salah satu jenis logam berat kategori sangat beracun yang dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan yang tidak pulih dalam jangka waktu singkat.

Selain itu, ammonia adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor. Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau ammonia.tergantung pada pH larutan.

Sedangkan Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat mengganggu proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/L. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin.

Pengujian COD, TSS, Total Fenol, Total Krom (Cr), Total Amonia, dan Sulfida dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV/Vis. Pengujian dengan menggunakan spektrofotometer ini mudah dilakukan dan dapat menghasilkan hasil yang akurat.

Gambar 1. Spektrofotometer UV/Vis

3. Pengukuran pH

pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan kehidupan mikroorganisme. pH normal untuk kehidupan air adalah 6–8. Pengukuran pH limbah cair industri tektil dapat dilakukan dengan menggunakan elektroda pH dan meter pengukur pH. Namun, perlu diperhatikan bahwa karakteristik limbah cair industri tekstil yang beragam seperti mengandung senyawa organik, sulfida dan logam berat, maka diperlukan elektroda yang memiliki performance tinggi yang khusus digunakan untuk sampel limbah cair industri tekstil.

Gambar 2. Meter dan Elektroda pH khusus untuk limbah cair tekstil 

Previous Article

Vacuum Oven untuk Industri Farmasi

Monday, 21 June 2021
VIEW DETAILS

Next Article

Metode Pengujian Makanan dan Minuman Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Bagian 1

Friday, 09 July 2021
VIEW DETAILS