Sumber Aneka Karya Abadi - Your trusted partner for laboratory instrument

Search
Uji Stabilitas Produk : Mengenal Jenis Alat Climatic Chamber

Uji Stabilitas Produk : Mengenal Jenis Alat Climatic Chamber

Thursday, 18 April 2024

Tahukah Anda bahwa uji stabilitas direkomendasikan untuk menggunakan Alat Climatic Chamber (chamber cuaca)? Mengapa? Hal ini karena alat Climatic Chamber tidak hanya dibekali dengan parameter suhu, melainkan juga parameter kelembaban dan juga cahaya. Salah satu titik kritis dalam penentuan uji stabilitas adalah kadar air atau aktivitas air dalam sampel, yang mana parameter ini dapat terpengaruh oleh kelembaban sekitar, sehingga parameter kelembaban wajib diaplikasikan dalam uji stabilitas. Salah satu yang baru - baru ini terjadi, banyak produk kosmetik, obat - obatan ataupun makanan yang rusak karena kelembaban yang terlampau tinggi di negara Hongkong. Uji Stabilitas yang disertai dengan kelembaban pun dapat dijadikan suatu antisipasi untuk memperkirakan umur simpan produk jika terjadi perubahan cuaca ekstrim seperti ini. Penggunaan oven dan inkubator tidak mencakup parameter ini, sehingga tidak disarankan untuk digunakan dalam uji stabilitas. Berdasarkan standar internasional ICH Guideline Q1A dan Q1B, alat yang tepat untuk digunakan dalam uji stabilitas adalah Climatic Chamber (chamber cuaca). 

Kebanyakan analis mungkin masih memilih oven ataupun inkubator dalam perlakuan teknis untuk uji stabilitas. Beberapa sebab menjadi alasan, seperti harga yang lebih murah, sudah mencakup parameter suhu dan perawatan yang lebih ringkas. Namun kedua alat ini tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai media uji stabilitas, mengapa? Selain karena tidak dilengkapi dengan parameter lain yang dibutuhkan seperti kelembaban dan cahaya (sebagai standar), kerja sistem juga menjadi alasan lainnya. Climatic Chamber dan inkubator bekerja dengan pemanasan lambat sedangkan oven bekerja dengan pemanasan cepat. Hal ini sangat berpengaruh ketika oven digunakan pada suhu rendah, yang mana akan ada gap yang cukup besar dari suhu target, dengan kata lain ketelitian dan akurasi mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan.
 
Terkait penggunaan inkubator sebagai media untuk uji stabilitas, belum ada metode standar yang menyebutkan terkait hal ini. Jika user hendak menggunakan inkubator sebagai media uji stabilitas, ada baiknya untuk menambahkan optional seperti kelembaban relatif (humidity, %rH). Uji stabilitas pada aplikasi industri kosmetik dan perawatan kulit dan kecantikan ataupun farmasi, seringkali membutuhkan data stabilitas produk terhadap cahaya (light stability), sehingga penambahan optional berupa lampu yang sesuai standar juga perlu dilakukan.
 

Prinsip Kerja dan Jenis Alat Climatic Chamber

Alat Climatic Chamber atau chamber cuaca adalah alat yang difungsikan sebagai media simpan sekaligus mengkondisikan sampel baik pada parameter suhu, kelembaban ataupun cahaya. Kerja sistem dimulai dengan melakukan pemanasan awal pada bagian pre-heated chamber, udara hangat yang dihasilkan kemudian didistribusikan ke dalam chamber analisa dengan bantuan teknologi yang menyertai. Umumnya, teknologi yang digunakan adalah teknologi Peltier dan teknologi kompresor (compressor)

Dalam alat Climatic Chamber, kelembaban diproduksi dari air deionisasi yang diuapkan. Air deionisasi/ akuades ditampung pada tangki dan akan ditarik oleh sistem melalui pompa. Air ini kemudian diubah menjadi uap air oleh unit pemanas PTC yang kemudian didistribusikan ke dalam chamber analisa dan didistribusikan secara merata oleh kipas yang ada dalam sistem. Kedua sistem ini, baik yang menggunakan teknologi Peltier maupun teknologi kompresor, dapat digunakan untuk pengkondisian suhu dibawah ataupun diatas suhu ambient. Namun, perlu dijadikan catatan bahwa suhu ruangan penempatan chamber perlu dikondisikan sesuai dengan standar spesifikasi yang disarankan. Biasanya alat perlu dioperasikan dalam ruangan dengan rentang suhu 16o - 40oC dengan kelembaban relatif maksimum pada 80% (non condensed) dan derajat polusi II. 

Selain kedua sistem tersebut, juga terdapat alat Climatic Chamber lainnya, yakni dengan sistem udara alami (natural air). Alat ini tidak dibekali dengan sistem pendingin sehingga hanya diperuntukkan untuk aplikasi yang membutuhkan suhu diatas suhu ambien. Namun proses humidifikasi tetap berlangsung dengan prinsip yang sama, yakni melalui unit PTC.   

 
    Gambar 1. Contoh Tampilan Alat Climatic Chamber
 

Sistem Peltier vs Sistem Kompresor (Compressor)

 
Sistem Peltier maupun sistem kompresor (compressor) memiliki fungsi yang sama, yakni untuk mendinginkan atau memanaskan chamber serta mempertahankan chamber pada suhu yang telah ditargetkan. Hanya saja, keduanya memiliki prinsip kerja pemanasan dan pendinginan yang berbeda. Dalam hal ini, teknologi kompresor melibatkan cairan pendingin (cooling liquid) sedangkan teknologi Peltier menitikberatkan seluruhnya pada proses kelistrikan yaitu melalui transfer elektron semikonduktor.
 

A. Sistem Teknologi Peltier

Pada Sistem Peltier, energi listrik akan diubah menjadi  energi panas dan begitupun sebaliknya. Proses ini melibatkan elemen termoelektrik (thermoelectric element) yang berfungsi untuk menghasilkan arus listrik dan elemen Peltier yang berfungsi untuk pemanasan dan pendinginan. Pertama kali ditemukan oleh ahli fisika jerman, Thomas Johann Seebeck, temuan ini kemudian berkembang dengan efek yang dikenal sebagai efek Seebeck. Efek ini menimbulkan perpindahan panas karena adanya pergerakan elektron dan polarisasi baik pada jalur listrik terbuka maupun dalam jalur listrik. 

Jika salah satu ujung dipanaskan pada suatu konduktor pada jalur listrik terbuka, elektron yang berada pada titik panas ini akan bergerak lebih cepat dan terdifusi pada ujung yang dingin yang menyebabkan ujung dingin memiliki muatan negatif, hal ini juga yang memunculkan voltase termoelektrik, dan ketika jalur listrik ditutup, arus listrik akan mengalir, perbedaan suhu ini menjadikan adanya 2 sisi yang memiliki perbedaan suhu. Satu bersuhu hangat dan yang lainnya bersuhu dingin. Kini penggunaan semikonduktor lebih direkomendasikan karena terbukti lebih stabil untuk meneruskan elektron - elektron sehingga arus listrik lebih stabil sehingga suhu yang dihasilkan lebih stabil. Proses ini diilustrasikan pada Gambar 2. 

Gambar 2. Ilustrasi Proses dalam Elemen Peltier

 

Dalam elemen Peltier, termokopel (thermocouples) yang berbeda konduktivitas terhubung secara rangkaian seri dan terhubung pada jembatan tembaga berlapiskan keramik. Ketika arus langsung mengalir pada elemen, perbedaan suhu akan muncul (efek Peltier). Bagian dingin elemen Peltier mengekstrak panas dari lingkungan dan melepaskannya pada sisi lainnya. Biasanya elemen Peltier ditempatkan pada unit pendingin. Untuk mencegah adanya panas berlebih (overheat), panas yang dilepaskan oleh sistem harus segera dan dengan cepat dibuang, sehingga idealnya dipasangkan kipas internal (internal fan) untuk mencegah adanya kebocoran sistem. 

 

Gambar 3. Elemen Peltier (a) Struktur dan (b) Struktur Elemen Peltier pada Produk Memmert

 

B. Sistem Tekniologi Kompresor (Compressor)

Berbeda dengan prinsip kerja sistem Peltier, sistem kompresor bekerja dengan mengekstrak panas dari dalam chamber dan membuangnya ke lingkungan. Tentunya, mesin pendingin sepenuhnya dijalankan oleh motor. Dalam hal ini, energi termal sangat dibutuhkan selama proses transisi cairan pendingin (refrigerant) ke bentuk gasnya. Dalam sistem, cairan pendingin mengisi seluruh jalur sistem pipa mesin. 

Pada tekanan normal, cairan ini memiliki titik didih dibawah titik beku air dan dapat berubah menjadi bentuk gas meski pada suhu yang sangat rendah. Pada evaporator alat, cairan ini menyerap panas dari sampel yang dimasukkan dalam chamber. Sistem kompresor kemudian menekan cairan pada tekanan tinggi sehingga titik didih cairan pun naik hingga suhu ruang. Kondensor pada bagian luar alat melepaskan panas yang terserap tadi ke lingkungan. Gas refrigerant pun mendingin dan berubah menjadi bentuk cairan. Pada bagian katup penutup, tekanan dikurangi kembali, titik didih pun turun dan proses yang sama akan terulang. 

Gambar 4. Ilustrasi Proses pada Sistem Kompresor

 
 

C. Perbandingan Teknologi Peltier dan Teknologi Kompresor (Compressor)

Dari penjabaran diatas telah dijelaskan sistem kerja dari masing - masing teknologi. Sebagai disclaimer, perbandingan ini tidak dimaksudkan untuk mengetahui sistem mana yang lebih baik dari salah satunya. Melainkan untuk mempermudah analis dan user untuk memiliki sistem yang terbaik berdasarkan kebutuhan yang diperlukan. Perbedaan dari keduanya dirangkum pada Tabel 1. 

Tabel 1. Perbandingan Sistem Peltier dan Sistem Kompresor

 
 
 
Referensi
 
Absorbtech. 2022. Here are 3 reasons why moisture can damage your shipments, https://absortech.com/moisture-magazine/3-reasons-why-moisture-damage-shipments/ diakses pada Tanggal 17 April 2024

International Conference on Harmonisation (ICH). 2003. Stability Testing of new Drug Substances and Products

International Conference on Harmonisation (ICH). 2003. PhotoStability Testing of of New Active Substances and Medicinal Products

Kopp, Dr. Sabine. 2006. Stability Testing of new Drug Substances and Products. World Health Organization

Memmert Company. 2021. Temperture Control Units With Peltier Or Compressor Technology, A Technology Guide for Laboratory Use). Memmert Whitepaper

SCMP. 2024. Hongkongers battle slippery floors as humidity hits 100% as observatory says monsoon will soon cool the air, https://www.scmp.com/yp/discover/news/hong-kong/article/3254335/hongkongers-battle-slippery-floors-humidity-hits-100-observatory-says-monsoon-will-soon-cool-air diakses pada tanggal 17 April 2024

Previous Article

Penentuan Kepadatan Kayu Menggunakan Metode Pengeringan dengan Oven

Thursday, 04 April 2024
VIEW DETAILS

Next Article

Inkubator CO2 untuk Pertumbuhan Sel

Monday, 22 April 2024
VIEW DETAILS