
Bagaimana Anda mempertimbangkan jenis elektroda pH untuk aplikasi Anda?
Sebelum air limbah dilepaskan ke lingkungan, haruslah dipastikan bahwa pH air limbah tersebut telah sesuai dengan nilai yang tertera pada baku mutu. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 maupun Tahun 2022, keberterimaan pH air limbah adalah berkisar pada rentang 6 hingga 9. Meski terlihat mudah, namun sebenarnya pengukuran pH pada air limbah memiliki tantangan tersendiri dimana hasilnya dipengaruhi oleh metode yang digunakan. Metode yang biasanya dilakukan yakni pengukuran secara kontinu, pengukuran secara insitu dan pengukuran dengan teknik sampling secara laboratorium. Ketiga cara inilah yang membedakan jenis elektroda pH yang seharusnya digunakan.
Elektroda pH adalah sensor yang dapat membaca pergerakan ion hidrogen (H+) dalam suatu larutan atau sampel yang berair. Umumnya, elektroda pH dapat digunakan apabila dikombinasikan dengan display meter, meski beberapa pH meter juga dikombinasikan dengan display meternya sehingga memiliki bentuk yang lebih ringkas dan praktis. Bagaimanapun bentuk dan tipe nya sekarang, pH meter berawal dari alat sederhana yang terdiri dari sensor, display pembaca dan juga kabel yang disebut sebagai sel Galvani (Galvanic cell) yang terdiri dari katoda, anoda dan cairan elektrolit. Alat ini kemudian dikembangkan lebih lanjut sehingga dihasilkan 2 macam elektroda single cell yang terdiri dari elektroda referensi dan elektroda uji. Namun seiring berkembangnya teknologi, kedua elektroda ini diringkas menjadi satu elektroda yang disebut elektroda kombinasi (combination electrode). Ketiga sistem ini diilustrasikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Sistem pengukuran pH secara 1) Sel Galvani, 2) Single / Half cell dan 3) Elektroda kombinasi
Pada prinsipnya, setiap pH meter memiliki dasar yang sama yakni pengukuran beda potensial akibat adanya interaksi ion hidrogen dalam sampel dengan ion hidrogen pada balb elektroda. Saat terjadi interaksi, potensial ion hidrogen pada sampel akan terukur oleh elektroda uji dan dibandingkan nilainya dengan hasil dari elektroda referensi. Hasil perbandingan ini pun nantinya akan dikirim dan diterjemahkan oleh sistem sehingga nilai hasil pengukuran dapat terdisplay pada meter.
Mengapa banyak tipe elektroda yang beredar di pasaran? Faktor apa yang membedakan satu elektroda dengan elektroda lainnya? Tiga faktor utama yang membedakan elektroda satu dengan elektroda lainnya adalah struktur, material penyusun dan ukurannya. Dari segi struktur dan material penyusunnya, bagian - bagian elektroda secara umum dapat diilustrasikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Bagian - Bagian Elektroda
Dari Gambar 2, dapat diketahui bahwa terdapat bagian - bagian dari badan elektroda, elektroda referensi, elektrolit, balb sensor dan junction. Setiap bagian tersebut memiliki fungsinya masing - masing dimana badan elektroda berfungsi untuk melindungi, membungkus seluruh sistem, serta tempat cairan elektrolit pada elektroda. Elektrolit berfungsi sebagai media untuk merendam elektroda referensi dan elektroda uji sehingga terjadi interaksi antar ion. Elektroda referensi pun memiliki peran yang penting yakni sebagai kontrol atau kutub yang digunakan sebagai pembanding terhadap potensial yang dihasilkan oleh elektroda uji dimana nilai potensial elektroda referensi bersifat tetap. Balb sensor berfungsi sebagai membran keluar masuknya ion hidrogen, sedangkan junction merupakan poros membran yang berfungsi sebagai tempat aliran elektrolit yang membawa arus positif dari ion hidrogen. Berbagai tipe dan aplikasi dari seluruh bagian ini dapat ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Elektroda dan Bagiannya
1. Elektroda laboratorium (Laboratory Electrode)
Pengukuran parameter pH secara laboratorium membutuhkan teknik sampling yang mana dalam hal ini analis harus mengumpulkan sampel terlebih dahulu ke dalam suatu wadah yang bersih. Lalu sampel yang dikumpulkan kemudian diukur nilai pH nya pada wadah tertentu menggunakan alat pH meter. Biasanya, pH meter yang digunakan adalah pH meter tipe benchtop yang menggunakan arus listrik sebagai sumber kekuatannya. Pada aplikasi laboratorium, jenis elektroda pH yang digunakan pun dapat beragam, yakni dapat menggunakan elektroda half cell /single cell atau elektroda kombinasi, baik gel filled ataupun tipe refillable, maupun dengan material polimer ataupun kaca. Hal ini karena pengukuran secara laboratorium tidak terlalu beresiko pada alat dimana biasanya analisa pada laboratorium berlangsung pada suhu ruang dengan tekanan standar.
Meski tipe benchtop lebih disukai pada pengukuran laboratorium, namun tidak jarang analis juga memilih pH meter tipe portable atau pH meter praktis guna untuk mobilitas uji yang dilakukan. Hal ini juga tentunya sangat berguna untuk kebutuhan uji sampel air limbah yang membutuhkan mobilitas tinggi. Contoh tampilan alat dari pH meter benchtop, portable, maupun pH meter praktis dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Tipe pH meter A) Benchtop, B) Portable, C)Ringkas dan Praktis
2. Elektroda Lapangan (Field Electrode)
Dalam aplikasi lapangan, terdapat 2 teknik pengukuran yang dapat diaplikasikan seperti teknik sampling atau pengukuran secara langsung pada site. Untuk aplikasi ini, akan lebih baik jika analis menggunakan elektroda dengan tipe material polimer atau stainless steel yang diperuntukan untuk pengukuran lapangan. Hal ini tentunya didasarkan pada kekuatan dan ketahanan bahan polimer dan stainless steel terhadap benturan maupun guncangan baik pada saat proses pengukuran maupun pada saat elektroda tersebut dibawa.
Secara teknik, pengukuran pada lapangan biasanya dilakukan dengan menentukan titik pengukuran terlebih dahulu yang didasarkan pada jarak dan kedalaman. Penggunaan teknik sampling dilakukan dengan mengambil sampel pada jarak dan kedalaman tertentu menggunakan suatu wadah berukuran besar, dimana pengukuran pH dilakukan dengan mencelupkan elektroda pada sampel yang telah homogen tersebut. Lain halnya dengan pengukuran secara langsung, beberapa elektroda mungkin diaplikasikan untuk dilontarkan langsung pada area yang hendak diukur.
Dalam hal teknik pengukuran langsung, dianjurkan untuk menggunakan elektroda dengan material stainless steel dengan tipe elektrolit berupa gel (gel-filled electrode). Hal ini dimaksudkan agar tidak ada kontaminasi sampel yang masuk ke dalam elektroda melalui jalur apapun, termasuk filling hole (lubang pengisi elektrolit). Hal ini tentunya juga sangat berguna jika sampel pada site memiliki kecepatan tertentu. Selain itu, untuk menunjang mobilitas analis untuk pengukuran satu titik ke titik lainnya, disarankan untuk menggunakan pH meter jenis portable.
3. Elektroda untuk Sistem Online (Pengukuran secara in situ dan kontinu)

Keeza. (2016). Komponen pH Meter. Diakses pada 13 Desember 2022 dari https://artikel-teknologi.com/komponen-ph-meter/
Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang “Baku Mutu Air Limbah”. Tersedia dari Berita Negara Republik Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2022. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 Tentang “Pengolahan Air Limbah Bagi Usaha Dan/ Atau Kegiatan Pertambangan dengan Menggunakan Metode Lahan Basah Buatan”. Diakses pada 29 November 2022, dari https://jdih.menlhk.go.id/new/uploads/files/2022pmlhk005_menlhk_04112022102337.pdf
Thermo Fisher Scientific. 2013. PH Measurement Handbook. Diakses pada 9 Desember 2022 dari www.thermofisher.com