Parameter apa yang menjadi tolak ukur pertama pengendalian kualitas air limbah? Disebutkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Lingkungan Nomor P.80 Tahun 2019 bahwa parameter pH merupakan salah satu parameter yang diutamakan untuk memantau dan mengendalikan kualitas air limbah suatu industri. Hal ini merujuk bahwa pengukuran pH diperlukan untuk pemantauan kualitas air limbah secara terus menerus, baik secara laboratorium maupun secara insitu. Idealnya, rentang nilai pH air limbah yang diperbolehkan menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2014 adalah 6 - 9.
Seluruh aspek tentunya perlu dicatat dalam lembar pemantauan air limbah. Tahap selanjutnya adalah tahap pengukuran, dimana operator sangat dianjurkan untuk menggunakan Alat pH meter yang handal agar hasil yang didapatkan memiliki tingkat keakuratan dan ketelitian yang tinggi. Secara umum, pengukuran dengan Alat pH meter ini.
Terdapat dua cara untuk melakukan pengukuran secara in situ. Operator dapat menggunakan cara sampling atau tanpa sampling dengan Alat pH Meter Portable atau dengan menggunakan Alat Online Monitoring (Onlimo). Pada cara sampling operator mengambil sejumlah contoh dalam wadah yang sesuai dengan SNI 8990 Tahun 2021, lalu melakukan pengukuran secara langsung pada kondisi lingkungan yang sama sehingga tidak ada gap suhu yang dapat mempengaruhi pengukuran pH yang dilakukan. Namun, sangat direkomendasikan bila operator melakukan monitoring pH dengan Sistem Online yang dapat mengambil data secara otomatis dalam interval waktu tertentu yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ditetapkan.
Pengukuran pH dapat dilakukan secara lab dengan mengacu pada APHA 4500-H, yakni dengan cara lab dengan menggunakan pH meter benchtop. Namun berdasarkan Permen LHK Nomor P.23/MenLHK/Setjen/Kum 1/10/2020, disebutkan bahwa pH merupakan salah satu parameter insitu sehingga operator wajib melakukan pengukuran pH secara langsung di lapangan. Untuk mengukur pH air limbah langsung di lapangan, operator sangat dianjurkan untuk menggunakan Alat pH Meter Portable yang dilengkapi elektroda pH berbahan dasar polimer ataupun stainless steel. Bahkan pengukuran secara terus menerus pun perlu diaplikasikan dalam upaya pengendalian kualitas air limbah.
Aturan monitoring secara terus menerus ini telah dicantumkan pada Permen LHK Nomor 80 Tahun 2019 dengan menggunakan sistem Online Monitoring, atau yang lebih akrab disebut sebagai Onlimo. Sistem Online Monitoring ini diimplementasikan untuk mendukung performa sistem IPAL secara keseluruhan. Sistem ini terdiri dari Controller dan Sensor pH Online, yang mana Sensor pH Online akan diletakkan pada area target (tangki atau pipa) dengan bantuan stand mounting. Dalam sistem online pH Monitoring, nilai pH dibaca oleh sensor dan controller akan menunjukkan nilai pH dalam bentuk angka digital.
Gambar 2. Alat Online Monitoring (A) Controller dan (B) Sensor pH Online
Baik Alat pH meter benchtop, portable maupun Sistem Online Monitoring pH , semuanya berkesinambungan satu sama lain. Tentu, masing - masing memiliki kelebihannya sendiri sehingga dapat saling melengkapi satu sama lain. Sistem indirect lebih rentan mengalami kontaminasi akibat bermigrasinya sampel ke dalam bagian internal elektroda. Akibatnya, performa elektroda menjadi menurun atau bahkan terjadi error pada saat pengukuran berlangsung. Untuk elektroda pH jenis refillable, hal ini dapat diatasi dengan cara menguras dan mengganti elektrolit (filling solution) serta merendamnya dalam storage solution setidaknya selama semalam. Selain itu, sistem indirect juga tidak mendukung untuk perendaman elektroda pH dalam sampel dalam waktu yang lama sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan monitoring secara kontinu atau 24/7.
Gambar 3. Fenomena Difusi Sampel ke Dalam Inner Chamber Dalam Sistem Indirect
Kendala tersebut dapat diatasi dengan menggunakan sistem online karena Sensor pH Online memiliki fitur berupa electrode ground. Fitur ini membuat ruang tambahan untuk mengalirnya elektron - elektron dalam sirkuit hasil interaksi antara sampel, sehingga memungkinkan perendaman sensor pH selama 24/7 tanpa hambatan. Dengan catatan, diperlukan maintenance berupa pembersihan secara berkala. Selain itu, material Sensor pH Online didesain jauh lebih kokoh dibandingkan elektroda pH indirect, sehingga Sensor pH Online tahan terhadap benturan dan sampel dengan arus relatif cepat. Sensor pH Online juga telah dibekali dengan IP67 atau IP68 sehingga tahan terhadap bahan kimia dan perendaman dengan periode yang lama.
Gambar 4. Sistem Electrode Ground
Namun dari penjelasan diatas bukan berarti Sistem Online Monitoring pH lebih baik dibandingkan dengan Alat pH Meter Benchtop. Justru keberadaan Alat pH Meter benchtop dan Alat pH Meter portable tetap esensial pada monitoring secara lab guna untuk melakukan kontrol terhadap sistem Online yang dimiliki. Adanya ketiga sistem ini justru memudahkan operator dan analis untuk menyelaraskan data dan memperoleh data yang valid dan pengendalian kualitas air limbah dapat dilakukan secara maksimal dan mencapai target yang dituju.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.80/ MENLHK/ SETJEN /KUM.1/10/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.93/ MENLHK/ SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pemantauan Kualitas Air Limbah secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang ‘Baku Mutu Air Limbah’